Sebanyak 20 orang guru Biologi terbaik Marasah Aliyah Negeri (MAN) dari berbagai provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan “Penyiapan Calon lnstruktur Nasional Guru Biologi Madrasah Aliyah” di Hotel Zia Agria Bogor. Kegiatan yang juga disebut ToT (Trainingg of Trainer) ini berlangsung dari hari Selasa sampai dengan Jum’at, 23-26 April 2019. Kementerian Agama RI sub direktorat Bina GTK MA/MAK bertindak sebagai panitia penyelenggara.
“Peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya sehingga mampu melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan abad 21,” ungkap Kastolan, Kasubdit Bina GTK MA/MAK. “Melalui kegiatan ini, juga diharapkan dapat membangun budaya guru sebagai pembelajar sepanjang hayat, sehingga keberadaan guru-guru yang memiliki kualifikasi instruktur nasional guru mata pelajaran Biologi, dapat terwujud,” lanjutnya.
Lebih jauh lagi Kastolan menyampaikan bahwa, sebagai kelanjutan dari acara ini akan diambil empat peserta terbaik untuk menyusun disain kurikulum dan materi pelatihan guru Biologi madrasah di Indonesia. Beberapa waktu sebelumnya, telah dilaksanakan kegiatan serupa untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Ekonomi. “Kegiatan lanjutan insya Allah akan dilaksanakan tanggal 2-4 Mei 2019, juga di Bogor,” Kastolan menginfokan.
“Kami menggandeng narasumber terbaik sesuai kepakarannya masing-masing dari beberapa perguruan tinggi, yaitu IPB, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga dari LIPI,” tutur Tinia, Guru Biologi MAN 9 Jakarta, yang membantu pelaksanaan kegiatan. “Alhamdulillah seluruh peserta sangat antusias mengikuti acara yang sangat padat ini, walau sampai larut malam,” Tinia menambahkan. Selama kegiatan guru-guru dibiasakan menggunakan aplikasi digital, seperti Edmodo, Kahoot, Google Form, dan Google Drive. Selain materi, peserta juga melakukan kegiatan praktikum.
Kamaruddin Amin, Dirjen Pendis menyampaikan harapannya di depan peserta, “Semoga ada bantuan World Bank, sehingga banyak anggaran untuk peningkatan mutu guru.”
Sedangkan Suyitno, Direktur GTK Madrasah, menyampaikan agar guru lebih termotivasi lagi untuk meningkatkan kompetensi diri. “Guru adalah pewaris para nabi, tidak boleh berhenti. Jika ada peluang peningkatan kompetensi, ambil. Kementerian Agama beberapa kali menggelontorkan program untuk meningkatkan kompetensi guru.”
Dalam kesempatan itu Suyitno juga menyinggung tentang pencairan tunjangan kinerja. Ada 10 tahapan pembayaran tukin, 8 telah dilakukan. Dua tahap sisanya berada di BPKP dan Kemenkeu.
Iman Sayogyo, Kasi Bina Tendik MA/MAK, menyampaikan bahwa permasalahan di Kementerian Agama lebih banyak tersorot di bidang Pendidikan. Saat ini madrasah negeri sudah berbenah memperbaiki diri. Tetapi karena madrasah swasta jauh lebih banyak, kualitas output madrasah secara nasional masih rendah. “Guru harus terus meng-upgrade diri secara mandiri. Temukan hal baru dari potensi diri sendiri, dan kembangkan,” ungkapnya memberikan semangat saat menutup kegiatan./TLSA